Tuesday 13 April 2021

Review Jurnal Keempat : Reengineering the Romanian Timber Supply Chain

         

        Abstrak

        Manajemen Proses yang diaplikasikan pada rantai suplai kayu dapat meningkatkan produktifitas organisasi, salah satunya dari segi penghematan sumber daya.  Tujuan utama dari pekerjaan ini adalah untuk mengidentifikasi pengoptimalan potensi proses dan mendesain ulang proses untuk meningkatkan kinerja Rumania dalam rantai pasokan kayu. diharapkan kedepannya tingkat organisasi yg rendah dapat mengurangi ketergantungan kepada negara untuk memaksimalkan suplai rantai kayu

        

        Pengantar

        Berorientasi kepada proses telah menjadi faktor kunci mayoritas perusahaan dalam menjalankan bisnisnya sejak diperkenalkannya konsep rantai nilai dan rekayasa proses bisnis. rantai nilai ini merupakan bagian dari produsen dan pelanggan. konsep nilai rantai Porter (1980) menggantikan orientasi terhadap proses dengan rekayasa proses bisnis (BPR).

        Pengelolaan di bidang kehutanan kurang dimaksimalkan oleh negara Rumania.  kondisi pasar, tingkat teknologi digunakan dalam operasi (Moskalik et al. 2017) dan pengaturan organisasi pemangku kepentingan, yang melibatkan banyak hal berbagai organisasi dan interaksi di antara mereka di jalur kayu dari hutan ke pengguna akhir, dihasilkan dalam birokrasi yang berlebihan (Rauch, 2015).

    Penelitian ini berfokus pada fase order-to-delivery dimana pengamatan dilakukan pada pemasok kayu memsok kayu ke pelanggan


        Metodologi Penelitian

        Luas hutan di Negara Rumania sebesar 6,5 Juta hektar atau mencakup 27% luas negara.
separuh dari kawasan hutan dimiliki negara dan dikelola oleh Administrasi Kehutanan Nasional, RNP Romsilva, di bawah kebijakan dan legislatif arahan Departemen Kehutanan Kementerian Lingkungan, Perairan dan Hutan (Kementerian), dan sisanya adalah milik pribadi. Namun hanya 46% dari hasil kayu hutan yang masuk dalam pemasukan negara. hal ini dikarenakan akses yang minim menuju hutan rumania yang membuat rantai pasokan kayu pun terbatas.

        Di Rumania, manajemen hutan hanya dilakukan oleh organisasi tertentu, termasuk distrik hutan. Romilva memimpin 42 distrik hutan pedesaann (CFA) di dalam pedesaan, terdapat 326 titik distrik yang lebih rendah 140 distrik yang dimiliki negara. antar distrik dibentuk unit manajemen yang dilokasikan setiap 1 ha - ha hutan. 

    


Gbr 1. Struktur organisasi kehutanan Negara Rumania

        Terlepas dari jenis kepemilikan, panen utama metode panjang pohon sebagai trade-off antara yang ada teknologi pemanenan kayu, infrastruktur yang ada dan kinerja panen . trade-off ini perlu diminimalisir pada struktur organisasi ini agar hasil pasokan kayu jauh lebih maksimal dan cepat.
    
        Hasil Penelitian
        
        Graphical user interface, text

Description automatically generated


        Gambar diatas menunjukkan bagaimana pemasok kayu di Rumania mengirim kayu hutannya ke pabrik untuk berbagai industri. namun, masih terdapat kekurangan dimana setiap hierarki masih sulit untuk membuat pasokan kayu yang masuk ke pabrik/industri sama dengan yang diminta diawal. hal ini menunjukkan kurang diaplikasikannya sistem infomasi ataupun prosedur bisnis yang bagus. maka dari itu peneliti merekayasa/ merubah sistem bisnis ini seperti gambar di bawah.

         

Kesimpulan      

         

        Pemetaan diatas membuat proses bisnis rantai pasok kayu di Rumania menjadi lebih meningkat dari sebelumnya. dan untuk lebih mempermudah mempermudah mendapatkan informasi dari pelanggan, supplier, dan produsen kayu, maka dibuat platform website yang mengakomodir informasi jumlah hektar hutan, informasi pemesanan, dan interaksi pembeli dan penjual. hal ini diharapkan kedepannya bisa juga mengurangi lama waktu suplai kayu sampai ke pembeli sesuai waktu yang diperkirakan.

        
        
              

Monday 12 April 2021

Review Jurnal Ketiga : Paradigma berbasis kesehatan Internet of Things pemanenan energi: Menuju pengurangan probabilitas pemadaman melalui kerjasama antar jaringan area tubuh nirkabel

 


    Abstrak

        Dalam dunia medis saat ini, Internet of things sangat membantu dokter dalam mendiagnosa penyakit pasiennya. salah satu inovasinya adalah setelah pasien diperiksa, pasien dipasang pemantau berupa sensorik kesehatan. 


Masalah Utama

        Bagaimana pengaplikasian Internet of things dapat digunakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan kualitas hidup dengan konsep Energy Harvesting 

Latar Belakang Masalah

        Internet of Things (IoT) adalah suatu konsep dimana objek tertentu punya kemampuan untuk mentransfer data lewat jaringan tanpa memerlukan adanya interaksi dari manusia ke manusia ataupun dari manusia ke perangkat komputer. seperti layaknya internet, IoT memungkinkan terjadinya pemancaran/penyebaran data secara all in one ke berbagai perangkat yang dituju. dalam dunia medis sendiri, Iot digunakan dalam bentuk teknologi WBSN (Wireless body sensor network). WBSN adalah sebuah teknologi berupa beberapa perangkat kecil yang ditanam/ ditaruh di tubuh pasien untuk melacak tanda-tanda penting dari tubuh manusia. 

       Setiap sensor di WBSN dapat mengumpulkan sinyal fisiologis seperti elektrokardiogram (EKG), elektroensefalogram (EEG) dan meneruskan sinyal ini ke koordinator node (CN) melalui media nirkabel atau tubuh manusia channel (HBC) untuk analisis dan inspeksi lebih lanjut Paradigma WBSN mampu memberikan jangkauan yang panjang pemantauan kesehatan tanpa membatasi seseorang mobilitas atau aktivitas.namun, WBSN memerlukan sumber energi yang besar agar dapat melacak kesehatan manusia secara terus-menerus tanpa kehilangan sinyal dengan pasien. untuk itulah prinsip Energy Harvesting (EH) dipakai agar sensor tidak kehabisan energi/sinyal.

    Walaupun sangat diperlukan di masa-masa sekrang ini, Iot masih perlu pengembangan dari segi keamanan dan penghematan energi. hal ini karena tubuh manusia bisa saja bereaksi berlebihan ketika ditanam perangkat kecil ini sehingga membahayakan nyawa pasien. 


Metode Penelitian

    WBSN diaplikasikan dalam arsitektural jaringan yang dibagi dalam 4 tingkatan. dimana apabila satu fase tidak berjalan dengan baik, maka keseluruhan proses akan sangat terganggu.fase transmisi sinyal pasien ini yaitu :

1. chip yang melekat pada pasien ditransmisi melalui kabel

2. data yang didapat chip ditransfer via internet (wifi dan hotspot portabel) yang dikirim ke elektronik (laptop ataupun layar tv)

3. dokter menganalisa data dan mendiagnosa penyakit pasien

    setelah langkah-langkah diatas, baru dokter bisa memberikan rekomendasi perawatan untuk pasien.dan dibuatlah protokol-protokol tertentu. apabila langkah pertama tidak bisa dilakukan, maka langkah-langkah berikutnya tidak akan berhasil.


Kesimpulan

 Beberapa kesimpulan yang ditarik dari percobaan yaitu: 

1. Paradigma berbasis kesehatan IoT dirancang, yang menjelaskan perjalanan data dari tubuh manusia ke awan kesehatan lebih dari empat tingkatan yang berbeda.

2. Kami mempertimbangkan kerjasama antar WBSN dengan EH, di mana WBSN yang berlokasi bersama bekerja sama dan memanen energi selama slot waktu khusus dari perangkat pemanen energi eksternal.

3. Dalam pekerjaan ini, tiga protokol dirancang dan diselidiki bersama dengan teknik EH. Kita nama dan menyingkat protokol sebagai energi kerjasama ganda berbasis panen (EHDH), antar WBSN berbasis pemanenan energi kerjasama (EH-IWC) dan pemanenan energi– berdasarkan peningkatan kerjasama antar WBSN (EH-IIWC).

4. Perhitungan  matematis eksplisit dari probabilitas pemadaman untuk EH-DH, EH-IWC dan EHIIWC dijelaskan, berdasarkan paradigma berbasis kesehatan IoT.

5. protokol EH-IIWC yang diusulkan mencapai kinerja yang lebih baik dalam hal pemadaman probabilitas atas EH-IWC dan EH-DH dalam file Paradigma berbasis kesehatan IoT.


Sunday 11 April 2021

Review Jurnal Kedua : Manajemen Pengetahuan Berbasis Proses dan Pengembangan Sistem Informasi : Studi Kasus di Kementrian Kroasia

     I Latar Belakang Masalah 

    Sistem Informasi saat ini sedang dikembangkan lebih serius di beberapa negara. pengembangan ini berfokus pada bagaimana perusahaan dapat meningkatkan keunggulan kompetitif melalui pemanfaatan yang lebih efektif pada aset informasi dan pengetahuan dengan infrastruktur IT yang lebih canggih.


 II   Masalah Utama

    Mencari metode yang paling cocok untuk mengaplikasikan sistem informasi yang lebih mudah digunakan dalam menjalankan pemerintahan di Kroasia.


III Landasan Teori

3.1 Mengintegrasikan Permodelan Proses Bisnis dan Manajemen Alur Pengerjaan

    Manajemen sistem alur kerja (WFM) adalah sebuah teknologi kunci untuk mendukung manajemen proses yang "mengeksekusi" model proses, mengubah data menjadi informasi, dan transaksi ke dalam proses pekerjaan . Manajemen sistem alur kerja memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1) Dokumentasi rinci dari suatu proses bisnis

2) fleksibilitas proses bisnis dan pengambilan keputusan adhoc ditangani oleh aturan yang telah ditetapkan dan / atau dukungan pengecualian bawaan alur kerja aplikasi

3) pengurangan biaya aktivitas sebesar otomatisasi dan pemantauan tugas dan peserta alur kerja

    

Tujuan utama WFM adalah mengotomatiskan proses bisnis. oleh karena itu, WFM sering disebut sebagai perpanjangan tangan dari Pemodelan proses bisnis. .


3.2 Pemodelan Proses Bisnis : Dasar Manajemen Pengetahuan

    
    Manajemen pengetahuan (KM) memungkinkan pembuatan dan penerapan pengetahuan tentang segala jenis komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis (Tiwana, 2000). Peran BPM dalam Pengetahuan manajemen ada tiga yaitu :

(1) proses bisnis, jika dimodelkan dan ditangkap dalam proses bisnis repositori, adalah bagian dari intelektual terkodifikasi modal organisasi

(2) pengetahuan proses dalam suatu organisasi harus menjadi bagian dari tempat penyimpanan proses bisnis

(3) proses bisnis repositori dapat digunakan untuk pembuatan pengetahuan, berbagi dan distribusi

IV. Studi Kasus

    Uni Eropa akan membantu keuangan negara eropa yang ingin masuk uni eropa dengan pra akses dana mereka, termasuk Kroasia di dalamnya. pra akses keuangan ini ditanggungjawabi oleh Departemen Program dan Proyek Bantuan Finansial . langkah langkah menyiapkan bantuan ini adalah :

1. Mendirikan Dana Nasional (NF) dan Central Financing and Contracting Unit (CFCU).

2. Membentuk sistem informasi pada NF dan CFCU yang terintegrasi ke seluruh negara di Benua Eropa

    Karena belum dibuatnya sistem informasi yang baik di Departemen Program dan Proyek Bantuan Finansial dan badan-badan terkait, maka para ahli memikirkan untuk membuat sistem untuk membuat pemindahan informasi keuangan dan finansial ini mudah dan optimal. sistem harus mendukung perencanaan dana biaya, tender, pemantauan proyek eksekusi, manajemen keuangan, akuntansi, revisi dan kontrol.  Sistem informasi yang dibuat diharapkan dapat memberikan informasi tentang: proyek yang akan dikerjakan dibiayai, penawar terbaik, kapan dan bagaimana EU bantuan keuangan akan berpartisipasi, apa yang dikontrak, jumlah yang dibelanjakan dan efektivitas dan efisiensi pengeluaran.

    

TYPE

VALUE/ PROCEDURE

VALUE/ PROCEDURE

VALUE/

PROCEDURE

SERVICES

€200,000

International                 restricted tender procedure

< €200,000  but >€5,000

1.                   Framework contracts

2.                   Competitive negotiated procedure

                €5,000

Single tender

SUPPLIES

                           €150,000

International open tender procedure

< €150,000 but €30,000

Local open tender procedure

< €30,000 but

>€5,000

Competitive negotiated procedure

                €5,000

Single tender

WORKS

                        €5,000,000

1.                   International open tender procedure

2.                   International restricted tender procedure

(exceptional cases)

< €5,000,000 but €300,000

Local open tender procedure

<                 €300,000 but >€5,000

Competitive negotiated procedure

                €5,000

Single tender

GRANTS

Procedure

International          Call          for

Proposals

Local Call for Proposals

Direct Award

Programme  amount

€2,000,000

< €2,000,000

Amount irrelevant                 to procedure

Project amount

> €100,000

” €100,000

Amount irrelevant                 to procedure


Table 1: Prosedur yang disarankan

Kesimpulan

    Metode Pemodelan proses bisnis yang dipakai pada kasus ini membuat sistem informasi yang dicanangkan ataupun yang diuji coba menjadi lebih detail dan terstruktur. Dengan ditetapkannya sistem informasi harus selaras dengan pemodelan proses bisnis, secara simultan implementasi pemodelan proses bisnis, manajemen pengetahuan dan pengembangan SI proyek diusulkan.


Review Jurnal Pertama : Servitisasi dan Keuntungan Kompetitif : Pentingnya Struktur Organisasi dan Posisi Nilai Rantai

     Pengantar

   -     Servitisasi merepresentasikan perubahan model bisnis dan transformasi organisasi dari hanya sekedar menjual barang menjadi kombinasi produk dan jasa dimana hasil perubahan tersebut merupakan keuntungan kompetitif.

    - Strategi manufaktur sebuah perusahaan manufaktur secara tradisional didasarkan pada tiga paradigma: integrasi vertikal pemasok-pembeli produksi dan pengiriman proses untuk mengendalikan dan memprediksi aliran input dan output, investasi dalam penelitian untuk membawa produk yang lebih unggul ke pasar untuk persaingan, atau pembentukan posisi pasar yang berkelanjutan untuk memperkuat skala ekonomi ( Wise dan Baumgartner, 1999).

Masalah utama 

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan apakah servitisasi dapat menghasilkan nilai lebih (edit value) dengan melakukan studi untuk memeriksa faktor-faktor kritis yang dapat mempengaruhi generasi keunggulan kompetitif dalam pelayanan.

Studi kasus

Studi dibuat berdasarkan 3 pertanyaan kunci, yaitu :

 1. Apa pengaruh tingkat pelayanan terhadap kinerja dan pertumbuhan bisnis perusahaan secara keseluruhan? 

2. Sejauh mana pelayanan mempengaruhi kinerja bisnis melalui peningkatan diferensiasi dan lebih tinggi kepuasan pelanggan?

 3. Bagaimana posisi rantai nilai dan struktur organisasi memengaruhi transformasi ke arah pelayanan?


    Kemudian peneliti yaitu Parametric Technology Corporation (PTC), sebuah perusahaan AS mengkhususkan diri dalam solusi manajemen layanan, dalam kemitraan dengan Oxford Economics, menentukan fokus dari studi ini yaitu rantai nilai industri yang mengarah ke basis bisnis ke bisnis (b2b).

penelitian dimulai dengan melakukan survei mengenai servis dan manajemen suku cadang, penyediaan layanan lapangan, pusat kontak, pengetahuan layanan dan teknik, praktik garansi, kolaborasi layanan, dan elemen operasional lainnya.


    Analisa dan Perumusan Masalah

    


Pendapatan tahunan (dalam milyar dolar) 



$1–$4.9

27%

20%

23% 

$5–$9.9

21%

28%

25% 

$10–$15

23%

16%

19% 

>$15

29%

36%

33% 

Lokasi kantor pusat




Amerika Utara

27%

20%

24% 

Eropa 

38%

50%

45% 

Asia

23%

24%

23% 

Oceania

12%

6%

8% 

Respondent level 




C-Suite

38%

36%

37% 

Executive VP

4%

2%

2% 

VP

12%

2%

7% 

Director

46%

60%

54% 

Fungsi responden 




Pelayanan

12%

18%

15% 

Penjualan

28%

26%

27% 

Pemasaran

31%

26%

28% 

Teknisi

12%

26%

14% 

Operasional

17%

14%

16% 








    Tabel 1. Kesimpulan keseluruhan dari set data kemampuan perusahaan 



Stage in Service 

Continuum

Current (Mean)

In 3 Years (Mean)

t-test 

1. Service parts sales

3.12

4.05

t = 14.5

2. Extended warranty contracts

3.28

3.95

t = 10.6

3. Cost-plus service contracts

3.09

3.62

t = 7.6 

4. Performance-based contracts

3.39

3.78

t = 5.2 

5. Value-added services

3.39

4.08

t = 9.5 

 
Data diatas diuji dalam bentuk t-test dan didapatkan hipotesis bahwa pendapatan dalam penyedia jasa akan naik dalam 3 tahun ke depan (meskipun data bersifat subjektif). 

Analisis diatas menunjukkan bahwa servitisation dapat berpengaruh kepada tingkat kompetitif pada kepuasan pelanggan hal ditunjukkan dengan struktur Fungsi sangat terkait dengan yang lebih tinggi tingkat kepuasan pelanggan (β = 0,944, p <0,01). Ini menunjukkan bahwa mengelola layanan sebagai bagian dari fungsi bisnis inti adalah cara yang paling tepat untuk merealisasikan hasil kepuasan pelanggan.

 

Kesimpulan

dari penelitian yang dilakukan PTC, kesimpulan yang dpat ditarik yaitu:

1. Perusahaan secara aktif terlibat dalam perkembangan jangka Panjang suatu perusahaan, berupaya memberikan layanan yang semakin canggih yang lebih mengintegrasikan layanan dan produk secara erat melalui kontrak berbasis kinerja dan layanan bernilai tambah.


2. Ketika kepuasan pelanggan menjadi sumber keunggulan kompetitif, layanan harus  dikembangkan secara langsung berdasarkan fungsi bisnis. Saat diferensiasi menjadi kunci mekanisme, unit layanan spesialis atau mitra eksternal harus mengembangkan layanan lanjutan.


3.
Perusahaan yang beroperasi di hulu dalam rantai nilai dapat menghasilkan kinerja yang lebih tinggi melalui strategi pelayanan yang memberikan diferensiasi dan kepuasan pelanggan. perusahaan yang beroperasi di hilir dapat mencapainya hanya dengan mencapai kepuasan pelanggan.


Review Jurnal Keempat : Reengineering the Romanian Timber Supply Chain

                    Abstrak          Manajemen Proses yang diaplikasikan pada rantai suplai kayu dapat meningkatkan produktifitas organisasi...